Abstrak
Susunan IMRAD (Pendahuluan, Metode, Hasil, dan Diskusi) adalah salah satu format penulisan ilmiah yang paling populer dalam dunia akademik. Pola ini memudahkan penulis untuk menyampaikan hasil penelitian dengan cara yang teratur, sistemik, dan mudah dimengerti oleh pembaca. Artikel ini akan menjelaskan makna IMRAD, fungsinya, manfaatnya, hambatan yang mungkin muncul, serta penerapannya dalam karya ilmiah. Selain itu, artikel ini juga akan memberikan contoh konkret penerapan IMRAD di berbagai disiplin ilmu. Diharapkan, tulisan ini dapat memberikan pemahaman yang lebih jelas dan praktis bagi mahasiswa serta peneliti yang ingin menulis karya ilmiah yang sesuai dengan kriteria akademik di tingkat internasional maupun nasional.
Kata Kunci
IMRAD, karya ilmiah, format penulisan, penelitian, akademik
Pendahuluan
Menyusun karya ilmiah bukan hanya tentang mengekspresikan gagasan, tetapi juga bagaimana menyusunnya agar dapat dimengerti dan diakui secara akademis. Dalam dunia perguruan tinggi, penulisan karya ilmiah seperti makalah, skripsi, tesis, dan disertasi adalah bagian krusial dari proses belajar. Di balik penulisan tersebut, terdapat kebutuhan untuk menyajikan informasi dengan cara yang terstruktur. Salah satu format yang sudah diterima secara internasional adalah IMRAD (Pendahuluan, Metode, Hasil, dan Diskusi).
Format IMRAD membantu menciptakan alur logis dalam sebuah tulisan ilmiah. Bagian pendahuluan menjawab pertanyaan apa dan mengapa penelitian dilakukan, metode menjelaskan bagaimana penelitian dilakukan, hasil menyajikan apa yang ditemukan, dan diskusi membahas apa makna dari temuan tersebut. Dengan format ini, karya ilmiah menjadi lebih jelas, ringkas, dan mudah diikuti.
Di Indonesia, IMRAD sudah mulai banyak digunakan, baik dalam penulisan artikel jurnal, laporan penelitian, maupun tugas akhir mahasiswa. Namun, masih banyak penulis pemula yang mengalami kesulitan dalam penerapannya. Beberapa dari mereka bingung membedakan antara hasil dan diskusi, sedangkan yang lainnya menyampaikan metode penelitian dengan kurang jelas. Oleh karena itu, pemahaman yang menyeluruh tentang struktur IMRAD sangat diperlukan.
Permasalahan
Meskipun format IMRAD sudah mapan dan digunakan di hampir seluruh jurnal internasional, kenyataannya tidak semua penulis dapat menggunakannya dengan mudah. Beberapa masalah yang sering muncul antara lain:
1. Kurangnya pemahaman peran setiap bagian. Banyak mahasiswa hanya menulis pendahuluan sebagai ringkasan teori tanpa mengaitkannya dengan masalah penelitian. Padahal, pendahuluan seharusnya membantu pembaca memahami urgensi penelitian.
2. Kesulitan memisahkan hasil dari diskusi. Sering kali hasil penelitian langsung ditafsirkan, sehingga pembaca kesulitan membedakan data objektif dan analisis subjektif.
3. Deskripsi metode penelitian yang kurang mendetail. Beberapa penulis sering menjelaskan metode secara umum tanpa menyertakan rincian yang cukup. Hal ini menyebabkan penelitian sulit untuk direproduksi.
4. Ketidakkonsistenan alur penulisan. Kadang-kadang, penulis bergerak terlalu cepat saat menyajikan argumen, sehingga urutan dalam format IMRAD menjadi tidak jelas.
5. Kurangnya referensi lokal. Banyak buku metodologi berbahasa Indonesia yang belum secara eksplisit menjelaskan tentang IMRAD, menyebabkan mahasiswa kesulitan dalam menemukan panduan praktis.
Permasalahan ini menunjukkan perlunya pembahasan lebih lanjut agar mahasiswa dan peneliti pemula dapat lebih yakin dalam menerapkan format IMRAD.
Pembahasan
1. Definisi IMRAD
IMRAD adalah singkatan dari Pendahuluan, Metode, Hasil, dan Diskusi. Struktur ini menjadi kerangka standar dalam penulisan artikel ilmiah modern. Menurut Day & Gastel (2012), IMRAD membuat penyajian penelitian menjadi lebih efisien, singkat, dan memudahkan pembaca dalam memahami isi tulisan.
2. Peran Setiap Bagian dalam IMRAD
-Pendahuluan (Introduction): Menguraikan konteks, isu, tujuan, dan pentingnya penelitian.
-Metode (Methods): Menyajikan cara penelitian dilakukan (teknik, alat, sampel, analisis).
-Hasil (Results): Menampilkan temuan objektif, biasanya dalam bentuk tabel, grafik, atau data kuantitatif.
-Diskusi (Discussion): Menginterpretasikan hasil, menghubungkannya dengan teori dan penelitian sebelumnya.
3. Keunggulan IMRAD
-Menyediakan alur penulisan yang teratur.
-Memudahkan pembaca mencari informasi spesifik.
-Menjadi standar global, sehingga mudah dipublikasikan.
-Memudahkan proses peer review.
4. Contoh Penerapan IMRAD
-Kesehatan: Penelitian efektivitas obat baru.
-Sosial: Studi perilaku masyarakat terhadap media sosial.
-Teknik/Arsitektur: Penelitian efisiensi energi pada desain bangunan ramah lingkungan.
5. Tantangan dalam Penerapan IMRAD
-Kecenderungan mencampur hasil dengan analisis.
-Bahasa metode terlalu teknis.
-Minimnya referensi pembanding dalam diskusi.
-Standar berbeda di tiap institusi.
Kesimpulan dan Saran
Struktur IMRAD merupakan kerangka penulisan ilmiah yang efisien, rasional, dan diterima secara global. Dengan menggunakannya, penulis dapat mengorganisir karya ilmiah secara lebih jelas, sistematis, dan mudah dipahami.
Rekomendasi
-Mulailah menulis dengan meniru struktur artikel ilmiah yang sudah ada.
-Buatlah kerangka singkat setiap bagian IMRAD sebelum memperluasnya.
-Diskusikan tulisan dengan dosen atau teman sejawat untuk membedakan hasil dan pembahasan.
-Latih diri secara konsisten, karena semakin sering menulis, semakin mudah mengikuti pola IMRAD.
Daftar Pustaka
Arikunto, S. (2019). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Djuroto, T., & Purnomo, S. (2002). Menulis Karya Ilmiah. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nursalam. (2016). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis (Edisi 4). Jakarta: Salemba Medika.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Zed, M. (2014). Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Day, R. A., & Gastel, B. (2012). How to Write and Publish a Scientific Paper. Cambridge: Cambridge University Press.
Komentar
Posting Komentar